Pacitan, Perjalanan untuk Melampaui Batas Diri (Hari Ke-1 & 2)
Setiap liburan ataupun terdapat waktu luang, traveling atau sekedar jalan-jalan ke tempat-tempat wisata menjadi sesuatu hal yang sangat saya nanti-nantikan. Selain untuk mencari bahan tulisan di blog ini, mengunjungi tempat-tempat baru itu rasanya seperti memiliki kepuasan tersendiri.
Di sela-sela perkuliahan, tepatnya bulan November tahun 2017 lalu saya dan teman SMA saya, Teguh (yang juga kontributor nyikreuh.com) memutuskan untuk melakukan trip ke tempat yang bagi kami cukup jauh, yaitu Kabupaten Pacitan. Rencana awal sebenarnya kami akan mengunjungi Lombok, tapi karena budget dan waktu yang terbatas maka kami mencari alternatif lainnya hingga didapat pilihan mengunjungi Pacitan.
Setelah memutuskan tekad (karena sebelumnya belum pernah melakukan trip jauh berdua) akhirnya kami menyusun beberapa rencana keberangkatan dan hal teknis lainnya. Saat itu kami memutuskan akan berangkat pada tanggal 7 November menggunakan kereta api menuju Jogja, kemudian dilanjutkan lagi dengan menyewa motor dan mengendarainya hingga ke Pacitan.

Menikmati pantai Srau, salah satu pantai favorit kami di Pacitan
Perlu diketahui, untuk pertama kalinya memberanikan diri bepergian cukup jauh dengan hanya berdua tidaklah mudah. Selain khawatir akan keamanan dan keselamatan, kami juga harus bisa meredam ego masing-masing agar perjalaan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya masalah atau pertengkaran yang membuat kami menjadi tidak betah. Maka dari itu, kenapa catatan perjalanan kali ini saya namakan “Pacitan, Perjalanan untuk Melampaui Batas Diri”.
“Fear is only temporary, regret lasts forever” – Anonymous
Kereta Malam dari Bandung Menuju Jogja
Perjalanan dimulai dari stasiun Kiaracondong (Bandung) menggunakan kereta malam ‘Kahuripan’, yang dalam bahasa Sunda memiliki arti kehidupan. Bersama dengan kereta ‘kehidupan’ ini kita akan membelah malam antara Bandung dan Jogjakarta selama 8 jam ke depan.
Kereta ini dijadwalkan untuk berangkat pukul 18.10, tetapi karena satu dan hal lainnya kita berdua baru berangkat dari antapani pukul 17.40. Saat itu kita mengira berjalan kaki dari rumah Teguh ke stasiun hanya membutuhkan waktu 15 menit, tapi ternyata perkiraan kita salah. Daripada ketinggalan kereta akhirnya kita memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menggunakan jasa ojeg pangkalan.
Pukul 18.05 kita sampai di stasiun, segera mencetak tiket dan kemudian masuk ke dalam kereta. Benar saja, begitu masuk ke dalam ternyata kereta tersebut itu langsung melaju. Karena datang terlambat, tempat penyimpanan barang di atas kursi kami sudah terisi oleh barang orang lain, mau tidak mau tas kita disimpan di tempat yang lumayan jauh dari kursi. Karena takut hilang, Teguh lebih memilih untuk memangku carrier yang dia bawa, ini nih salah satu alasan kenapa sebaiknya kita masuk ke kereta lebih awal dari jadwal keberangkatan.

Interior dari kereta Kahuripan
Di tengah perjalanan perut mulai terasa lapar, kita memesan nasi goreng dengan harga Rp 23.000 untuk satu porsi ke petugas yang kebetulan lewat. Selain nasi goreng di kereta ini tersedia jenis makanan/minuman lainnya seperti mi instan, teh, kopi dan lain-lain.
Selesai makan kita mendiskusikan jadwal untuk kembali ke Bandung. Dikarenakan saya mendapatkan informasi mendadak terkait UTS, maka kita memutuskan untuk membeli tiket pulang kereta api Pasundan (Lempuyangan – Kiaracondong) untuk tanggal 11 November.
Setelah persoalan tiket selesai, berikutnya dilanjutkan dengan berusaha tidur walaupun susah karena kondisi kereta ekonomi ini yang terlalu sempit ditambah harus beradu kaki dengan penumpang di hadapan kita. Sekitar pukul 02.30 akhirnya kereta tiba di Jogjakarta, tepatnya Stasiun Lempuyangan.
Touring Lintas Provinsi DIY-Jawa Tengah-Jawa Timur
Karena tiba di stasiun terlalu subuh, mau tidak mau kita harus menunggu di dalam hingga pagi datang. Karena perut masih terasa lapar jadi kita memutuskan untuk beli makan di stasiun, kebetulan subuh itu ada beberapa kios penjual makanan yang buka.

Stasiun Lempuyangan, Jogjakarta, saat dini hari
Tepat pukul 05.00 pagi kita keluar dari stasiun untuk menyewa motor di P24 stop yang kebetulan lokasinya ada di sekitar stasiun tersebut. Kita menyewa motor matic untuk tiga hari, satu hari sewa dikenakan biaya sebesar Rp 75.000. Karena menyewa untuk 3 hari, maka kita diberikan diskon sehingga keseluruhannya menjadi Rp 210.000. Setelah semua proses administrasi dan pengecekan kelengkapan selesai, sekitar jam 05.20 kita mulai jalan menuju Pacitan.
Setelah satu jam lebih berkendara, sekitar jam 06.40 kita menepi dulu ke masjid yang ada di kawasan Semanu, Gunungkidul, karena sudah tidak kuat untuk menahan kantuk. Daripada celaka kita memutuskan untuk tidur dulu sebentar di selasar masjid tersebut, setelah itu tepat pukul 08.00 kita melanjutkan kembali perjalanan.
Entah perut kita kaya karet atau memang benar-benar kecapekan, di tengah perjalanan kita menepi lagi di salah satu warung nasi untuk membeli makan. Disela-sela makan kita juga mencari informasi di internet mengenai pantai di daerah Pacitan yang recommended dan juga bisa digunakan untuk nge-camp. Hasil dari browsing itu kita mendapatkan pantai yang sesuai, yaitu Pantai Srau di kawasan Pringkuku, Kabupaten Pacitan.
Foto yang kita lihat di internet mengenai pantai ini sih keren-keren, karena itulah kita jadi gak sabar dan semakin semangat untuk cepat sampai kesana. Sehabisnya makan, pukul 09.15 kita melanjutkan perjalanan lintas provinsi ini hingga akhirnya pukul 10.40 kita sampai di gerbang masuk Pantai Srau.

Perjalanan lintas provinsi menuju Pacitan
Cerita mengenai Pantai Srau maupun aktivitas lebih lengkap di hari kedua akan kita bagikan di post berikutnya. Sedikit bocoran, pantai Srau ini merupakan salah satu pantai di Pacitan yang kita rekomendasikan karena keindahan, kebersihan dan keadaan sekitar yang benar-benar membuat kita nyaman berada di sini.
Sekian cerita perjalanan mengenai Trip Pacitan di hari pertama hingga kedua (setengah), semoga dapat bermanfaat bagi kalian yang juga ingin mengunjungi Pacitan ala backpacker di waktu dekat ini. Klik link berikut untuk membaca cerita Menjelajahi Pantai di Pacitan Hari Kedua.
Sampai jumpa di postingan berikutnya dan jangan lupa untuk tetap menjelajahi berbagai tempat di Indonesia untuk mengetahui betapa indah dan megahnya alam yang ada di negeri ini.
Estimasi Biaya Hari Ke-1&2 hingga ke Pantai Srau
Tiket Kereta Api Kahuripan : Rp 80.000/ orang
Ojeg : Rp 10.000/ orang
Nasi goreng : Rp 23.000/ porsi
Makan di stasiun : Rp 16.000
Sewa motor + bensin : Rp 220.000/ motor (3 hari) -> Rp 110.000/ orang
Sarapan di jalan : Rp 24.000/ orang
Logistik : Rp 19.000/ orang
TOTAL : ± Rp 282.000/ orang
Wah asik nih ke Pacitan, penasaran juga pengen main ke pantai-panti di sana..
Pastinya doong, pantai di Pacitan ga kalah bagus sama pantai-pantai lainnya di Indonesia tentunya